6 Tradisi Pernikahan Adat Bugis, Malam pertama Pertama Di atur Lho!
Adat istiadat pernikahan suku Bugis di Sulawesi Selatan meliputi ragam ritual dan prosesi. Aliran acara memiliki filosofi tersendiri untuk menjadikan pernikahan lebih sakral dan istimewa.
Di Sulawesi Selatan, pernikahan disebut Mappabotting yang artinya menikah. Ada fakta menarik tentang pernikahan ini. Ingin tahu? Ayo dengarkan!
- Prosesi mappasideppe mabelae
- Masa penjajakan atau disebut mammanu-manu
- Mappaci atau tudemmpenni
- Bosara
- Songko To Bone
- Mappasikarawa atau Mappasiluka (sentuhan pertama)
6 Tradisi Pernikahan Adat Bugis, Malam pertama Pertama Di atur Lho!
1. Mappasideppe mabelae
Masyarakat Bugis meyakini bahwa perkawinan tidak hanya menghubungkan dua mempelai dalam ikatan perkawinan tetapi juga menghubungkan dua keluarga. Prinsip ini melahirkan istilah mappasideppe mabelae yang artinya mendekatkan orang. Sehingga sebagian besar perkawinan dilakukan dengan hubungan kekeluargaan (perjodohan) karena mereka saling memahami.
Namun, tidak perlu khawatir jika Anda menyukai wanita atau pria dari Bugis karena perjodohan keluarga tidak dianggap serius. Jika cinta memang pantas diperjuangkan, ya!
2. Mammanu-manu
Mammanu-manu merupakan masa penjajakan adalah apabila seorang pria dijodohkan dengan seorang gadis idolanya dan berniat untuk menikah, maka akan ada istilah rahasia yang dilakukan oleh seorang wanita yang diutus oleh pria tersebut. Semua ini untuk mengetahui keberadaan gadis pujaannya. Terutama memastikan gadis itu sudah diikat atau tidak oleh pria lain. Nah, kalau sudah begini, bersiap-siaplah untuk dilamar oleh seorang dari pihak utusan, lho!
3. Mappaci atau tudemmpenni
Mappaci atau tudemmpenni adalah prosesi penyucian diri pada malam sebelum pernikahan. Malam harinya, para tamu akan mendoakan calon pengantin, termasuk tokoh masyarakat, keluarga dan kerabat.
Caranya dengan memoles pacci atau cakar, telapak tangan pengantin perempuan dimulai dari tangan kanan kemudian kiri dengan doa agar calon pengantin hidup bahagia. Mempelai laki-laki juga melakukan malam mappaci di rumahnya.
4. Bosara
Selama prosesi pranikah dan pasca nikah, aneka kue khas Bugis disajikan dengan rasa manis seperti barongko, biji salak, pecek, katiri sala, sikapporo, kenari srikaya, nangka srikaya, kue balada, bannang-bannang, beppa pute.
Kue-kue ini menjadi simbol kehidupan dua calon pengiring pengantin yang akan selalu manis, rukun, serasi, dan harmonis hingga akhir hayatnya.
Kue disimpan dalam wadah yang disebut bosara. Bosara sudah ada sejak zaman kerajaan, khususnya Kerajaan Gowa dan Bone. Penyajian kue dengan bosara merupakan persembahan dari tuan rumah kepada para tamu.
5. Songko To Bone
Sampai pernikahan, semua kerabat akan berkumpul. Jadi ada perbedaan antara yang diundang dan keluarganya, mereka memakai seragam. Untuk pria, memakai songko to bone atau songko recca. Songko terbuat dari urat daun palem atau pelepah yang dihancurkan. Laki-laki di Sulawesi Selatan harus mengenakan songko to bone pada acara-acara besar.
Keberadaan songko to bone kini diakui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia sebagai warisan budaya takbenda Indonesia tahun 2018.
6. Mappasikarawa atau Mappasiluka (malam pertama)
Setelah akad nikah selesai, pengantin laki-laki digiring oleh yang lebih tua ke kamar pengantin wanita ipakasirawa (disentuh). Bagi masyarakat Bugis, mappasikarawa sangat penting karena keberhasilan keluarga bergantung pada pertemuan pertama pengantin wanita dengan pengantin pria.
Bagian tubuh mempelai wanita yang bisa disentuh adalah dada, ubun-ubun atau tengkuk, tangan dan perut. Masing-masing sentuhan ini memiliki arti tersendiri.
Setelah prosesi mappasikarawa, dua mempelai keluar dari ruang ganti untuk meminta bantuan atau bersujud dengan orang tua dan kerabat.
Prosesi pernikahan adat Bugis ini sangat menarik dan harus dilestarikan. Semoga ulasan singkat ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan Anda tentang keanekaragaman budaya yang ada di Indonesia. Sekian dan terimakasih
0 Response to "6 Tradisi Pernikahan Adat Bugis, Malam pertama Pertama Di atur Lho!"
Post a Comment